NABILAH SI CADEL
Nabilah, Melody, dan Shania yang kala itu tampak berada dari kamar Nabilah, tengah asyik bermain dan saling bersenda gurau. Di tengah percandaan mereka, tiba-tiba “ting ! ting ! ting ! ting!” Terdengar suara mangkuk yang di pukul oleh penjual nasi yang sering lewat dan mangkal di depan rumah Nabilah.
Shania : Waah.. Kebetulan banget, aku lagi laper nih. Tu ada tukang nasi lewat.
Melody : Iyaya, kan udah waktunya makan siang, makan nasi goreng yang di depan itu aja yuk !
Nabilah : Ayuk !! Aku juga laperr banget nih,, haha
Shania : Tapi nasinya kamu yang mesenin ya bil ? (Senyum bercanda)
Nabilah : Loh ! kok harus aku siih ?
Melody : Iya donk, kan di sini dedek biyah yang paling muda?! Haha
Nabilah : Yah, gak boleh gitu donk ! itu gak adil namanya.
Shania : Sudah, kamu aja yang beliin bil, ayo cepat ! sekali-kali kan gak papa ? (tersenyum meledek)
Shania : Waah.. Kebetulan banget, aku lagi laper nih. Tu ada tukang nasi lewat.
Melody : Iyaya, kan udah waktunya makan siang, makan nasi goreng yang di depan itu aja yuk !
Nabilah : Ayuk !! Aku juga laperr banget nih,, haha
Shania : Tapi nasinya kamu yang mesenin ya bil ? (Senyum bercanda)
Nabilah : Loh ! kok harus aku siih ?
Melody : Iya donk, kan di sini dedek biyah yang paling muda?! Haha
Nabilah : Yah, gak boleh gitu donk ! itu gak adil namanya.
Shania : Sudah, kamu aja yang beliin bil, ayo cepat ! sekali-kali kan gak papa ? (tersenyum meledek)
Nabilah pun menuruti permintaan teman-temannya yang usianya lebih tua darinya, dan bergegas keluar untuk memesan 3 bungkus nasi goreng. Nabilah yang cadel pun berbicara dan memesan satu porsi nasi goreng mereka bertiga.
Nabilah : “Bang, beli nasi goleng tiga.”
Tukang Nasi: “Apa ? (ngeledek)”
Nabilah : “Nasi goleng”
Tukang Nasi : “Apaan ? (ngeledek lagi)”
Nabilah : “Nasi goleng !!!”
Tukang Nasi : “Oh, Nasi goleng,.”
Sambil ditertawakan oleh pembeli yang lain kemudian pulanglah Nabilah dengan perasaan sangat kesal.
Tukang Nasi: “Apa ? (ngeledek)”
Nabilah : “Nasi goleng”
Tukang Nasi : “Apaan ? (ngeledek lagi)”
Nabilah : “Nasi goleng !!!”
Tukang Nasi : “Oh, Nasi goleng,.”
Sambil ditertawakan oleh pembeli yang lain kemudian pulanglah Nabilah dengan perasaan sangat kesal.
Melody : Kenapa kamu bil ? kok wajahmu cemberut begitu sih ?
Shania : Iya, udah jelek makin jelek aja kamu begitu bil ! haha
Nabilah : Iiihh,, kalian ini ! gak tau aku lagi kesel ya ?!
Melody : Biyah lucu ya kalo lagi kesel, kayak anak bayi aja, haha. Emangnya kamu kenapa bil ? kok kesel begitu ?
Shania : Iya, udah jelek makin jelek aja kamu begitu bil ! haha
Nabilah : Iiihh,, kalian ini ! gak tau aku lagi kesel ya ?!
Melody : Biyah lucu ya kalo lagi kesel, kayak anak bayi aja, haha. Emangnya kamu kenapa bil ? kok kesel begitu ?
Nabilah pun menceritakan yang dialaminya tadi. Melody dan Shania pun ikut menertawai Nabilah.
Melody : Ya sudah, jangan bersedih terus bil, Nanti kami akan mengajari kamu untuk mengucapkan “Nasi Goreng” dengan benar.
Shania : Iya, kamu pasti bisa kok bil.
Nabilah : Terima kasih ya semua.
Melody : Ya sudah, jangan bersedih terus bil, Nanti kami akan mengajari kamu untuk mengucapkan “Nasi Goreng” dengan benar.
Shania : Iya, kamu pasti bisa kok bil.
Nabilah : Terima kasih ya semua.
Nabilah pun belajar mengucapkan kata “Nasi Goreng” dengan bersungguh, hingga akhirnya ia pun berhasil mengucapkannya dengan baik.
Hari Kedua
Dengan perasaan bangga, Nabilah pun ingin menunjukkan kepada tukang nasi bahwa dia mampu mengucapkan pesanan dengan tidak cadel lagi.
Hari Kedua
Dengan perasaan bangga, Nabilah pun ingin menunjukkan kepada tukang nasi bahwa dia mampu mengucapkan pesanan dengan tidak cadel lagi.
Melody : Ayo bil, hari ini kamu harus memesan lagi nasi goreng untuk membuktikan bahwa kamu bisa melakukannya.
Nabilah : “Iya makasih ya teh.
Nabilah : “Iya makasih ya teh.
Nabilah pun keluar dari rumahnya dan menuju ke gerobak nasi kemarin, untuk membuktikan bahwa ia mampu melakukannya.
Nabilah : “Bang, Saya mau beli NASI GORENG. Di bungkus ya !!!”
Tukang Nasi : “Oh, pake apa ?”
Nabilah pun menjawab dengan sedih
Nabilah : “Pake telol” (ia menjawab dengan sedih)
Kemudian pulanglah ia dengan rasa malu karena di tertawakan lagi oleh pembeli-pembeli lain. Dan kembali dia berlatih untuk mengucapkan kata “Telor” hingga benar dan sempurna.
Hari Ketiga Demi menunjukkan bahwa dia mampu, Nabilah pun rela 3 hari berturut – turut makan nasi goreng.
Nabilah : “Bang, beli NASI GORENG, Pake TELOR !!! Di bungkus !”
Tukang Nasi : “Ceplok atau dadar ?”
Nabilah menjawab dengan spontan dan kembali kecewa,
Nabilah : “Dadal”
Nabilah pun pulang dengan rasa malu dan kecewa. Untuk yang kesekian kalinya kembali ia meminta Melody dan Shania untuk mengajarinya mengucapkan pesanan dengan sempurna.
Hari Keempat Dengan modal 4 hari berlatih lidah, hari ini dia yakin mampu memesan dengan tanpa ditertawakan lagi.
Tukang Nasi : “Ceplok atau dadar ?”
Nabilah menjawab dengan spontan dan kembali kecewa,
Nabilah : “Dadal”
Nabilah pun pulang dengan rasa malu dan kecewa. Untuk yang kesekian kalinya kembali ia meminta Melody dan Shania untuk mengajarinya mengucapkan pesanan dengan sempurna.
Hari Keempat Dengan modal 4 hari berlatih lidah, hari ini dia yakin mampu memesan dengan tanpa ditertawakan lagi.
Nabilah : “Bang, beli NASI GORENG, Pake TELOR, di DADAR !”
Tukang Nasi : “Hebat kamu, bil ! udah nggak cadel lagi nich,. Harganya Rp. 9.500,- bil,,..”
Tukang Nasi : “Hebat kamu, bil ! udah nggak cadel lagi nich,. Harganya Rp. 9.500,- bil,,..”
Nabilah pun menyerahkan uang Rp. 10.000 kepada si tukang nasi. Namun, Si abang tidak memberikan kembaliannya, hinnga Nabilah pun bertanya kepada si abang tukang nasi tersebut.
Nabilah : “Bang, kembaliannya ?”
Tukang Nasi : “Oh iya! Uang kamu Rp. 10.000, harganya Rp. 9.500, kembaliannya berapa, bil ?” (Sambil senyum ngeledek)
Tukang Nasi : “Oh iya! Uang kamu Rp. 10.000, harganya Rp. 9.500, kembaliannya berapa, bil ?” (Sambil senyum ngeledek)
Nabilah terdiam dan gugup untuk menjawabnya. Dia membayangkan besok bakal makan nasi goreng lagi. Tapi akhirnya...
Nabilah : “GOPEK !” (Sambil tersenyum penuh kemenangan)
Tukang nasi itu pun kaget, terkejut dan kali ini ia yang merasa malu. Kemudian tukang nasi itu pun memberi uang kembaliannya kepada nabilah.
Nabilah pun pulang dengan perasaan gembira dan penuh kebahagiaan,. Iya pun tersenyum bahagia Di sepanjang perjalanan pulangnya pun.
Sesampainya di rumah,
Nabilah pun pulang dengan perasaan gembira dan penuh kebahagiaan,. Iya pun tersenyum bahagia Di sepanjang perjalanan pulangnya pun.
Sesampainya di rumah,
Shania : Kenapa kamu bil, senyum-senyum sendiri ?
Melody : Iya nih, kayaknya ada yang lagi seneng banget nih,, ayo ceritaiin dong !
Nabilah : Iya nih,, kali ini aku berhasil teman-teman !
Melody : Iya nih, kayaknya ada yang lagi seneng banget nih,, ayo ceritaiin dong !
Nabilah : Iya nih,, kali ini aku berhasil teman-teman !
Nabilah pun menceritakan yang di alaminya tadi. Dari luar kamarmnya pu terdengar suara tertawa dan candaan mereka.
Terima kasih!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar