Senin, 17 Juni 2013

It's Damn (cerpen JKT48)







It's Damn!!



Nabilah Ratna Ayu Azalia adalah siswi kelas 7 SMP yang punya sifat aktif dan cerewet. cewek cantik ini punya sahabat deket yang juga heboh, yang pertama Cindy Gulla dan yang kedua Sonia Natalia.

Ketiga anak ini adalah cewek cewek yang hobby banget ngegosip. sifat ceria dan juga heboh mampu menarik perhatian banyak orang disekolahnya.
"Nabilah, kamu suka sama kak Sandy?" tanya Sonia yang baru aja dateng di kantin tempat biasa mereka ngegosip.
"loh kok tau sih? tau dari majalah yaa?" jawab Nabilah pede.
"jiah! emang kamu siapa? artis aja bukan!" Cindy sewot.
"eh pada belum tau ya? kan kak Sandy itu gak suka cewek" Sonia mulai ngegosip.
"apa!?" ucap Nabilah dan Cindy secara bersamaan.
"masa sih cowo keren kaya kak Sandy bisa kaya gitu?" Cindy heran.
"bener bener gak masuk akal, kak Sandy itu kapten tim basket, jago karate, dan yang pasti banyaaak banget cewek cewek yang suka sama dia" Nabilah masih gak percaya.
"ih aku seriusan, kak Sandy itu emang suka sama sesama jenis, gosipnya udah nyebar disekolah masa kalian gatau sih!?" Sonia meyakinkan Nabilah dan Cindy.

Saat bel pelajaran terakhir berbunyi, Nabilah berlari menuju aula olahraga untuk mencari kak Sandy tapi yang ia temui hanya ruangan kosong, lalu ia mencari kak Sandy di luar sekolah.

Akhirnya Nabilah bertemu kak Sandy di gerbang sekolah. Kali ini Nabilah akan menyatakan perasaannya pada kak Sandy sekaligus membuktikan gosip yang sedang beredar di sekolah.
"kak Sandy tunggu" kak Sandy pun menghentikan langkahnya. "kak, aku.. aku.." Nabilah gugup.
"kalau kamu mau bicara sama aku lebih baik berlatih berbicara dulu" kak Sandy pun meninggalkan Nabilah.
Ih kenapa sih susah banget ngomongnya! batin Nabilah kesal. Kak Sandy terus berjalan hingga ada seorang lelaki yang mendekatinya, lelaki itu tampak sedang bersedih lalu tidak lama setelah mereka berbincang tiba tiba kak Sandy memeluk lelaki itu.
"upss, jadi bener!" Nabilah beneran kaget lalu segera pergi.

"homo? mana mungkin kak Sandy kaya gitu" ucap Angga yang tidak percaya cerita Nabilah.
Malam ini Nabilah pergi ke rumah sahabat baiknya, Angga. Angga adalah sahabat Nabilah sekaligus anggota tim basket kak Sandy.
"gue beneran Angga!" Nabilah masih mencoba membuat Angga percaya.
"gue gak percaya, palingan cuma gosip, lo sama temen temen lo kan tukang gosip"
"maka dari itu gue minta bantuan lo untuk nyelidikin semua itu"
"gila lo! gue gak mau!"
"please Angga, yaaa?" Nabilah memasang tatapan penuh harapan.
"lo gak usah ngeliatin gue kaya gitu dong"
"tapi lo janji ya bantuin gue?"
"yaudah deh, tapii..."
"horee.. makasih banyak ya Angga" Nabilah udah kegirangan padahal Angga belum selesai ngomong.
"tapi tolong jangan sampe ngeganggu hubungan gue sama Ve"
"emang lo ada hubungan apa?"
"lo gak ngerti?"
"enggak" jawab Nabilah polos dan singkat.


"kak, bisa bicara berdua sebentar?" ajakan Angga tadi jelas membuat lelaki sekitarnya merasa ada yang aneh.
"ciee" ucap beberapa anak lelaki. tapi kak Sandy dan Angga hanya terus berjalan ke aula sekolah.
"kak, sebenernya kakak itu.." Angga benar benar akan menanyakan gosip itu.
"kenapa?" tanya kak Sandy kesal.
"itu kak, kakak, gosip itu, apa kakak tidak normal?" jelas saja kak Sandy marah.
aduh, kenapa gue langsung ngomong gitu ucap Angga dalam hati.
"jadi lo percaya sama gosip itu! sekali lagi lo kaya gitu, gue keluarin dari tim basket" kak Sandy marah besar.
"maaf kak, aku gak bermaksud, cuma kemarin kakak meluk cowo" Angga keceplosan lagi.
"Angga, dengerin gue, cowok itu sebenernya ade gue, lo gak usah mikirin yang aneh aneh"
"iya kak maaf" Angga menundukan kepalanya.

"selamat malam, om, tante" sapa Angga yang baru dateng ke rumah Nabilah.
"eh, Angga, ayo cepet" Nabilah yang baru ngeliat Angga langsung membawa Angga ke halaman belakang.
"pelan pelan dong"
"udahlah gak usah ngeluh, sekarang ceritain ke gue apa yang terjadi?"
"bener apa yang udah gue bilang, kak Sandy itu normal dan yang kemaren itu adenya"
"syukurlah tuhan, oh iya, lo kenapa manyun gitu?"
"gue cape, dan gue mau pulang"
"gue minta tolong sama lo sekali lagi aja boleh?"
"gak!"
"please"
"yaudah, apa?"
"lo pura pura nembak kak Sandy, karna gue masih belum yakin"
"gila banget lo! gue kan pacarnya ve, kalo dia tau bisa gawat"
"ya lo pikirin dong gimana cara nya biar ve gatau"
"pokonya gue gak akan pernah mau"
"please?"
"gak"
"yaaaa?"
"gak mau"
"Angga?!"
"gak mau Nabilaaah"
"tolongin gue sekali lagi" Nabilah seperti mau menangis.
"yaudah deh, tapi...."
"horeee.. thanks yaa" ucap Nabilah yang tadinya murung kini ceria kembali.
"gue harap ini yang terakhir"
"oke"

"kak Sandy tunggu!" Angga berlali menuju kak Sandy.
"ngapain lo ke gue, udah tau kan anak anak sekolah pada curiga sama kita berdua" kak Sandy menjawab dengan sinis.
"maaf kak, aku cuma mau bilang kalau aku sebenernya.. sebenernya.. aku itu suka sama kakak" walaupun ragu tapi akhirnya kalimat itu keluar juga.
"jadi karna alasan itu lo sampe bilang gue gak normal. dan yang gak normal itu lo bukan gue!" kak Sandy makim marah. "lebih baik lo gak usah suka sama gue, kasian tuh cewek yang di belakang lo" seketika kata kata kak Sandy itu membuat Angga menoleh kebelakang.
Ketika Angga menoleh, jantungnya serasa berdetak dan yang ia lihat adalah ..
"Ve?" Angga terlihat sangat panik dan ketakutan.
"ternyata kamu sama sekali tidak menyukaiku!" Veranda berlari sambil terus menangis.
Meskipun Angga terus meneriakan nama Ve, tapi dia tidak menoleh sedikitpun apalagi menghentikan langkahnya dan mendengarkan penjelasan dari Angga. Angga menghentikan langkahnya karna dia melihat Nabilah yang berjalan menuju kelasnya.
"Nabilah tunggu!"
"eh, ada apa Angga?" ucap Nabilah. "kok lo keliatan kecewa gitu, ada apa?" lanjutnya.
"engga apa apa, oh iya kak Sandy itu normal kok, lo gak usah takut kalo mau nembak dia" Angga menepuk pundak Nabilah lalu pergi meninggalkannya.
Nabilah baru tersadar kalau sahabat baiknya itu tidak seperti biasanya, seingatnya tadi Ve berlari cepat sambil menangis hingga hampir menabraknya.
"ada apa yaa?" Nabilah masih terus bertanya dalam hatinya. "oh, jangan jangan Veranda ngeliat itu .. Tidaaak" Nabilah teriak teriak gak jelas.

Siang ini Nabilah dan Angga baru aja nyampe di kantin, Nabilah ingin minta maaf kalo hal itu terjadi.
"Angga, maafin Nabilah yaa, Nabilah tau kalo sebenernya.." belum selesai Nabilah bicara tiba tiba saja Angga memegang tangannya.
"udah gak usah dibahas, gak penting dan semua udah terjadi" jawab Angga lesu.
"Angga? omaigat lo udah gak normal?" ucap Cindy yang baru dateng.
"Angga, gue bilangin ya, Veranda itu cantik, baik, pinter, ketua club puisi lagi, masa lo gak tertarik sih sama dia?" Sonia ikut ikutan.
"ini semua salah gue, sebenernya gue yang nyuruh Angga buat pura pura nembak kak Sandy. dan pulang sekolah nanti gue bakal jelasin semuanya ke Ve" tutup Nabilah

Pulang sekolah hari ini Nabilah langsung berlari menuju kelas Ve. untungnya Ve belum pulang lalu Nabilah menceritaka semuanya pada Ve.
"apa!?, Nabilah gara gara kamu semua orang termasuk aku jadi salah paham sama Angga" ucap Ve.
"ya maaf" jawab Nabilah.
"gini aja deh, sekarang lo anterin gue ke kelas Angga yaa"
Diwaktu yang sama Angga sedang berada di kelas sendirian, beberapa lama kemudian ada yang membuka pintu tapi ..
"kak Sandy?" Angga kaget.
"iya, masalah tadi kaka minta maaf, kakak gak niat nolak kamu kok" kata kata lembut kak Sandy itu membuat Angga kejang kejang.
Angga yang kagetnya minta ampun itu langsung dipeluk oleh kak Sandy, pada waktu yang bersamaan Nabilah dan Ve melihat kejadian itu.
Seperti yang difikirkan dari awal, kak Sandy memang seseorang yang aneh. Ve hanya berlari sambil menangis kecewa dan Anggapun mengejarnya. sementara Nabilah hanya diam ditempat seperti orang kejang kejang.

Dua hari berlalu, Nabilah sadar kak Sandy bukan takdirnya dan Angga juga rela harus putus dari Ve demi membantu sahabat baiknya.
"maafin gue ya, Angga" ucap Nabilah malam itu di halaman belakang rumahnya bersama Angga.
"oke, tapi kalo aja waktu itu gue gak bantuin lo mungkin lo udah jatuh ke hati yang salah, trus masalah gue sama Ve gak usah terlalu dipikirin, kalo emang jodoh pasti balikan lagi kok" jelas Angga panjang lebar.
"oke, lagian kita masih kecil, pikirin belajar dulu oke?" ucap Nabilah penuh semangat.
"oke!" jawab Angga. kalo lo berfikiran dewasa kaya gini terus, bisa bisa gue jatuh cinta sama lo. batin Angga.

-the end-
Terima kasih
oh iya satu lagi, ini hanya cerita fiksi! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar