Senin, 17 Juni 2013

Teriakan Berlian untuk Shania (cerpen JKT48)

Karya: Galang Widiono (admin ~GWotaku48~)

Shania, seorang gadis berambut ikal dan dikuncir yangduduk di bangku panjang sdeang menunggu bus jurusan Banjarnegara untukmenjemputnya. Aku melihatnya dari belakang, dan Shania melihatku dan hanyatersenyum padaku.  

Akhirnya bus itu telah di depan matanya, ia menaikibus itu dengan bertempo nada lembut. Tapi aku melihat sesuatu yang berkilau ditempat yang diduduki Shania tadi. Akupun mendekatinya.

“Wah berlian, pasti ini punya melody!”

Aku berlari mengejar bus itu yang mulai berjalan. Akumeneriakan suara Shania dengan sebisa suaraku. Tapi apa daya, semakin akukencang berlari semakin menjauh bus itu.

Akhirnya aku pasrah dengan semua ini. Aku pulang kerumah dengan berjalan menelusuri desa Purwareja yang dihiasi oleh langit ‘orange’disore hari. Kira-kira sepuluh menit aku sudah sampai dirumah.

Sesampainya di runah aku langsung menidurkan badankuyang lemas ini. Jam dinding di kamarku sudah menunjukkan pukul delapan malam.

“Sudah jam delapan ternyata, aku belum mandi”

Akupun bergegas bangun dan pergi ke kamar mandi untukmenyiram badanku yang bau ini. Dua puluh menit aku sudah tiba di kamarku lagi.

Aku memilah-milih baju yang cocok untuk mala mini danmemutup badanku yang tadinya bau menjadi wangi.

Untuk kedua kalinya aku melemparkan badanku ini di kasurkuyang empuk. Akupun mencoba untuk menutup mataku dan membukanya kembali esokpagi. Tapi aku tak bias itu, aku kepiran Shania terus.

“Shania lagi ngapain? Apakah dia memikiran akudisini*pede gila*? Apakah dia mencari berlian ini? Aaaaarrrrggggghhhh!!!! HanyaShania, Shania dan Shania saja ynag ada di fikiranku.”

Akupun menggenggam berlian ini di depan dada dekathati. Aku merasakan suatu getaran dahsyat dari berlian ini. Walau aku cintapada Shania namun tidak ku ucapkan, hanya pada berlian ini aku bisikkanperasaanku J

“Tolong berlian, sampaikan rasa sayangku ini padaShania, please ”


Keesokkanharinya aku tak melihat Shania hari ini. Aku tak melihat senyumannya yangmembuatku diabetes *lebay* dan tidak melihat wajahnya yang indah sepertoberlian ini.

“Eh Mel, kok aku nggak liat Shania hari ini ya?” Aku bertanyapada Melody, teman sekelas Shania.

“Dia kan nggak berangkat. Masa nggak tau sih?”

“Wah, kenapa?”

“Enggak tau.”

Kriiiiiingggggggggggg…..!!!!!!!!!!!!!! Perbincangankuakhirnya terpotong dengan suara bel masuk yang memecahkan teriknya matahari.

Aku belum mengembalikan berlian ini, sampai kapan akuharus mengembalikannya??

************************************************************

Satu minggu sudah aku menyimpan berlian ini. Aku belummengembalikkan berlian ini dan belum bicara yang sejujurnya.

Seseorang dari kelas sebelah, kelas X.7 beceritadengan suara yang samar-samar gimana gitu bahwa gossip beredar di seluruhsekolah, tentag murid yang bernama Shania akan pindah ke Jepang untuk ikutayahnya.

Saat ku sadari sesuatu menghilang hati ini pun resahtidaj tertahankan. Aku serentak lari keluar kelas tapi aku tak menyadari bahwaberlain jatuh kelantai dan pecah.

“Haduhh.. Berliannya pecah bagaiman ini? Sepertihatiku yang pecah seribu kepingan, bahkan enam ribu kepingan *gila, enam ribukaya mau beli ice cream aja* setelah mendengar gossip itu L”

Aku berlari ke lapangan belakang sebelah “indoor” yangberhiaskan rerumputan hijau yang berwotagaian *ada konser JKT48 kali ya*. Akumenggenggam berlian ini berluang kalinya. Aku menatap langit biru dan matakupun berkaca-kaca berlinang tak bias berhenti *cengeng bener*. Air matakubersinar yang terkena cahaya matahri yang menyilaukan.

“Galaannggggg…..”

Ada seseorang meneriakan namanku dari dunia ini. Akuhanya menolehnya dank u lemparkan tatapan kosong padanya. Dan itu ternyataVicky, sahabat baikku *emang gua punya sahabat ya*

“Ngapain kamu di tengah tengah lapangan? Apa yang kaupegang? Kenapa pipimu basah?”

Sebuah pertanyaan eh tiga pertanyaan dari sesosoklelaki yang di sebelah ku itu aku sulit untuk menjawabnya.

“Mmmmm.. Enggak kok?”

“Ah, jujur deh sama saya!”

Akupun bercerita panjang lebar kepada Vicky

“Oh.. Jadi gitu ya? Kalo kau beneran suka sama Shaniatembak dia dong! ”

“Tapi aku takutt Vickyy -_-“

“Ah cemen kau! Jika kamuragu tak kan bisa memulai apapun.
Ungkapkanperasaanmu jujurlah dari sekarang juga!Jikakau bersuara
cahaya kan bersinar.,, Suka itu kata paling hebar bro! Ayo buruan tembak!Lihat noh siapa yang duduk memeluk lutut di lanpangan basket…”

“Haaa Shania???”

Aku yakin oh aku yakin akhirnya aku bisa bertemu.

Akupun diseleng becanda melepas sepatu “snekears”seketika berlari sekuat tenaga bagai melarikan diri *dikejar kantip ya bo*.Akupun sendirian menatap langkah kaki tak mampu bilang suka.

“Shaniiaaaaaaaaaaaaaa??”

“Ha.. Ada apa Galang?”

“Aku pengin ngomong sama kamu..”

“Wah, ngomong aja kali..”

Sekarang juga yang bias aku lakukan hanyalah mengubahperasaan kedalam kata-kata.

“Apa benar kamu mau pindah ke Jepang?”

“Iya benar.”

“Ini punya kamu Shan?” Aku mengalihkan pembicaraan

“Wah iya, kamu nemuin dimana?”

Maafkan Vicky aku nggak bias ngungkapin yangsebenarnya. >_

“Minggu lalu di terminal, maaf berliannya pecah”

“Gapapa kali, makasih yaa.”

Aku membalasnya dengan senyumanku.

Tapi, Shania sudah pergi dari hadapanku. Aku belum biasngunkapin yang sebenarnya, aku memang pecundang Vicky! Andaikan berlian itu bisateriak perasaanku pada Shania. Pasti aku tak akan sembunyikan teriakan berlianku. Dan seandainya Shania akn kembali lagi ke kisini untuk menjemputku *memangnyamau* aku pasti janji tak akan melepas dirinya lagi. Dan selamanya dirik mejadipecundang.. Ku sadari bahwa berlian itu akan selamanya diam dantidak mungkinberteriak.

1 komentar: